Tag Archive | pre-wrath

MENGALAMI "PENGANGKATAN" MENGHINDARI TUJUH BENCANA MURKA ALLAH

Tujuh Bencana Murka Allah

Tujuh Bencana Murka Allah akan Terjadi di Akhir Zaman

Bagi kebanyakan orang di dunia ini yang tidak mempercayai Alkitab, peristiwa “Pengangkatan Orang Percaya” (Rapture of  the Believers) adalah tanda yang jelas bahwa Tujuh Bencana Murka Allah akan segera terjadi di bumi. Orang boleh tidak percaya atau mengabaikan kebenaran Alkitab, tetapi setiap orang akan melihat tanda dahsyat ini dengan jelas. Dan hal ini adalah merupakan tanda yang penting untuk diketahui, yaitu dimulainya masa penuh bencana dahsyat di bumi.

Read More…

Ajaran Sejati Tentang Rapture

Pengangkatan adalah peristiwa dimana orang-orang percaya yang telah meninggal oleh aniaya Antikris ataupun mereka yang masih hidup dan bertahan melewati masa kesukaran, diangkat naik ke awan-awan seperti waktu Tuhan Yesus naik ke Surga.

Rapture adalah kata dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata bahasa Latin “rapio”, yang artinya dilarikan ke atas atau dibawa terbang. Inilah yang dimaksud 1 Tesalonika 4:16-17:

“… yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.”

Jadi setelah 3½ tahun masa Antikris, dan sebelum Murka Allah dicurahkan, akan ada peristiwa pengangkatan ini. Orang banyak akan melihat Tuhan Yesus turun, tapi pada tahap ini hanya sampai di awan-awan. Lalu orang percaya yang mati karena penganiayaan Antichrist dan  mereka yang masih hidup dan tetap setia akan diubahkan, mengenakan tubuh baru, dan diangkat bersama-sama menyongsong Tuhan di angkasa.

Mengenai perubahan ke tubuh baru ini kita dapat mengerti dari kitab Injil, yaitu seperti tubuh Tuhan Yesus setelah peristiwa kebangkitan. Jadi bukan hanya roh, tetapi tubuh yang bisa dirasa dan dilihat. Tuhan Yesus mengenakan tubuh kemuliaan ini ketika Thomas mencolokkan jarinya ke lubang bekas paku salib. 

Tubuh baru ini adalah tubuh yang tidak dapat binasa, Paulus menyebut tubuh ini tubuh sorgawi. Perhatikan penjelasannya dalam 1 Korintus 15:49-52:

“Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.

Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.”

Jadi konsep pengangkatan bukan teori yang tidak memiliki dasar Firman Tuhan. Walaupun banyak yang sengaja memperdebatkan tentang Rapture ini, itu semua semata-mata karena peristiwa ini dinilai terlalu tidak masuk akal. Itu dapat dimengerti dari apa yang Tuhan Yesus katakan tentang kedatangan-Nya kedua kali dalam Lukas 18:18: “Akankah Ia mendapati iman di bumi ini?” Krisis iman memang telah melanda seluruh bumi.

Tuhan Yesus sendiri menggambarkan peristiwa pengangkatan ini di Matius 24:29-31, yaitu diterbangkan atau diangkat ke atas. Hal ini melibatkan banyak malaikat-malaikat Tuhan keluar ke seluruh penjuru bumi.

“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (29)

Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (30)

Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. (30)”  

Disini begitu jelas digambarkan dua hal yang selama ini menjadi pertanyaan bahkan perdebatan yang sengit:

Pertama, pengangkatan orang-orang pilihan(ayat 30) akan terjadi sesudah masa siksaan (Tribulation – KJV ayat 29). Jadi paham yang mengajarkan pengangkatan terjadi sebelum masa Tribulasi /masa Antikris atau biasa disebut paham Pre-Trib adalah tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Alkitab.

Kedua, peristiwa ini akan disaksikan semua bangsa di bumi. Jadi pengangkatan kita bukan ‘secret rapture’, atau pengangkatan diam-diam, tetapi terbuka secara publik. Bangsa-bangsa akan melihat kemuliaan dan kekuasaan Anak Manusia datang di atas awan-awan di langit. Praise the Lord!

Dalam kitab Wahyu peristiwa pengangkatan ini  juga digambarkan terjadi setelah meterai ke-6 dibuka yaitu di pasal 6:12-13. Sementara itu peristiwa penganiayaan/tribulasi  terjadi di meterai ke-5 Wah 6:9-11.

Di pasal 7 yang merupakan detail peristiwa pengangkatan, digambarkan, ada 144,000 orang yang diangkat dari antara suku-suku Israel dan banyak tak terhitung jumlahnya dari bangsa-bangsa lain. Dalam kitab Wahyu peristiwa pengangkatan ini disebut dengan istilah dimeteraikan.

“katanya: “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!” (3)

“Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.” (4)

“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa…” (9a)

Jadi kita tahu sekarang dan tidak ragu bahwa kita sedang menantikan peristiwa pengangkatan yang mulia ini. Tetapi kita harus setia dan tetap teguh, karena kita akan lebih dahulu menghadapi masa penyesatan Antikris.

Jangan takut dan jangan lekas bingung oleh ajaran-ajaran lain. Kalau Tuhan ijinkan kita mengalami krisis di akhir zaman, pastilah tidak akan melewati kekuatan kita. Yang penting disini adalah ketekunan orang-orang kudus, turutilah perintah Allah dan percayalah kepada Yesus: Jangan menyembah binatang itu dan patungnya. Jangan menerima tanda namanya. (Wah 14:11-12)

Haleluyah! Datanglah Tuhan Yesus, datanglah!

Kontroversi Rapture

 Pre-Trib Rapture is not biblical

Saat ini banyak macam paham mengenai Pengangkatan atau Rapture. Dari mulai yang menganggap pengangkatan itu tidak ada, sampai yang menganggap pengangkatan terjadi bahkan sebelum Antichrist muncul.  

Memang mengenaskan keadaan umat Tuhan di akhir zaman apabila tidak memahami kitab Wahyu. Tetapi lebih mengenaskan lagi melihat mereka yang memahaminya secara keliru, lalu berhenti belajar, berhenti menyelidiki. Sangat mengenaskan melihat mereka yang ‘mematok mati’ pengetahuan akhir zaman, jauh-jauh hari sebelum pengetahuan itu sempurna disingkapkan.

Di kalangan Protestan sendiri banyak yang mengajarkan bahwa Pengangkatan akan dilaksanakan sebelum Antikris muncul. Tentu saja ajaran yang disebut Pre-Trib ini sangat populer. Ajaran ini paling menyenangkan untuk didengar, namun tanpa disadari ajaran ini paling membahayakan jemaat. Pendeta mereka berkata: “Tidak usah pusing akhir zaman, kita tidak akan alami semua itu.”

Betapa menyedihkan! mereka secara tidak sadar, tidak mempersiapkan jemaat menghadapi krisis serius yang harus dihadapi. Mereka mengabaikan kotbah Tuhan Yesus di Bukit Zaitun di Matius pasal 24. Mengapa Alkitab mencatat peringatan berulang-ulang tentang peristiwa akhir zaman? Ada yang berdalih: itu untuk orang-orang yang akan tertinggal. Coba perhatikan baik-baik: Matius 24:21-22 “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat (great tribulation – KJV)… tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.”

Mana yang benar: mereka, yang berkata orang-orang pilihan sudah diangkat sebelum Tribulasi, atau Tuhan Yesus, yang berkata, demi orang-orang pilihan masa kesukaran itu dipersingkat? Disini telah ditulis sangat jelas, bahwa orang-orang pilihan mengalami tribulasi. Hati-hati banyak orang mengajar tanpa benar-benar mempelajari Alkitab Firman Allah.

Kalau orang percaya tidak harus mengalami Tribulasi, mengapa ada nubuat-nubuat akhir zaman yang intinya menyingkapkan keadaan Masa Kesukaran atau Tribulasi? Hampir seluruh bagian Perjanjian Baru  memperingatkan kita tentang masa penyesatan menjelang kedatangan Kerajaaan Allah di akhir zaman. Alkitab berulang-ulang memperingatan kita segala petunjuk, bagaimana mengetahui tanda-tanda jaman, munculnya Antikris dan perintah untuk waspada terhadap penyesatan. Mengapa ini semua diabaikan? Mengapa kita harus mempelajari semua itu, kalau kita tidak akan mengalami masa Antikris? 

Rasul Paulus yang banyak menerima penyingkapan tentang akhir zaman, menegaskan tentang penyesatan dari paham Pre-Trib ini di dalam 2 Tes 2,

“Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya (gathering=pengangkatan) kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.”

Hati-hati mengajar jemaat dengan mengatakan mereka akan diangkat sebelum mengalami masa sukar. Pengajaran ini merupakan yang paling berbahaya diantara berbagai paham Pre-Mill yang lain. Jemaat seperti dinina-bobokan atau dibuat tidak siap padahal paham manapun yang dianut, ujian iman akan tetap mereka alami. Perhatikan nubuat-nubuat telah diberitakan oleh para nabi dan rasul-rasul dalam Alkitab. Tujuannya satu, mempersiapkan jemaat menghadapi krisis di akhir zaman

Waktu saya remaja saya pernah bertanya kepada seorang hamba Tuhan senior yang bijaksana. Apa yang diajarkan kepada jemaatnya tentang pengangkatan. Beliau menjawab, dalam sinodenya, ada 2 paham yang dianut. Tetapi beliau mengajarkan kepada jemaatnya harus siap kemungkinan terburuk: yaitu masuk ke masa pengujian.

Menurutnya, ketika beliau mempersiapkan jemaat menjadi kuat menghadapi segala macam tantangan, termasuk masa kesukaran akhir zaman, tidak ada ruginya. Sekalipun ternyata kemudian mereka diangkat lebih dahulu, tidak ada persoalan dengan itu. Tetapi bila sebaliknya yang beliau ajarkan, dan ternyata jemaat harus masuk ke masa ujian akhir itu, jemaatnya akan berguguran tidak berdaya menghadapi masa kesukaran yang telah dinubuatkan berabad-abad itu.

Alkitab begitu detail mempersiapkan gereja-Nya untuk menghadapi masa itu. Jangan menutup mata jemaat dari mengetahui penyingkapan Firman Allah. mari dengan teliti kita ajar jemaat mempelajari Firman Tuhan. Jangan pusing dengan patokan organisasi dan denominasi. Ini akhir zaman, jangan lagi pusing dengan soal gengsi kelompok dan wibawa organisasi, semua itu tidak lama lagi akan lenyap. Cari kebenaran sejati, pelajari pengajaran hamba-hamba Tuhan dan periksa sendiri dengan Alkitab kita. Semua demi keselamatan kita dan jemaat Tuhan secara luas.

Krisis di Akhir Zaman

Banyak orang takut dan bingung ketika dikatakan ternyata kita akan masuk Masa Kesukaran(Tribulation) atau masuk ke zaman Antikristus. Penyebabnya adalah jemaat kurang diajar untuk bisa mempelajari Alkitab Firman Allah. Ditambah dengan mereka yang sering mengajar sepotong-sepotong dan tidak benar-benar ‘mencintai’ Firman Allah, maka tidak heran bila banyak anggota jemaat merasa takut dan cemas bila mendengar kata Great Tribuation.

Orang Kristen banyak yang memahami Masa Tribulasi dengan pemahaman yang berbeda dengan apa yang Alkitab coba jelaskan. Di satu sisi Tribulasi digambarkan terlalu berlebihan dengan melukiskan seolah-olah Antikristus akan menganiaya secara phisik semua orang Kristen di dunia. Di sisi lain muncul ajaran yang mengatakan orang Kristen yang hidup benar akan diangkat lebih dahulu dan tidak akan mengalami masa Tribulasi. Sementara itu krisis yang sesungguhnya yang Alkitab coba singkapkan lepas dari perhatian orang-orang percaya.

Sebenarnya Alkitab dengan jelas menerangkan, bahwa aniaya fisik akan terjadi, tetapi hanya kepada orang-orang di Yudea – Israel, (Mat 10:23, 24:16). Kita gereja Tuhan akan aman dari ular itu(Antikris) tetapi akan mengalami ‘padang gurun’ (Wah 12:17). Padang gurun inilah, krisis sesungguhnya yang harus kita hadapi.

Pada zaman akhir, orang-orang kudus akan menghadapi situasi padang gurun. Wahyu 12 ayat 14 berkata: “Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara, jauh dari tempat ular itu, selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”.

Ada beberapa penafsir, yang menganggap ayat ini sebagai ayat pengangkatan gereja Tuhan. Mereka mengacu kepada kata “sayap”. Tetapi ternyata ayat ini menyebutkan, tujuan dari kedua sayap ini, untuk membawa “mempelai wanita”, yaitu Gereja ke padang gurun, bukan ke langit atau ke awan-awan. Jadi jelas ini bukan ayat pengangkatan atau “rapture”.

Kemudian ada juga yang menafsirkan, padang gurun secara literal. Bahwa seluruh orang percaya, akan dikumpulkan menjadi satu di suatu padang gurun, atau tempat yang disembunyikan. Pengajaran inipun kurang teliti.

Kitab Wahyu sendiri menjelaskan “padang gurun” ini dalam pasal 13 ayat 17. Yaitu keadaan “tidak dapat membeli atau menjual” bagi orang-orang yang tidak memiliki tanda Antikris. Gereja Tuhan pada akhir zaman diajarkan, untuk tidak menerima tanda Antikris pada tangan atau dahi mereka. Akibatnya komunitas orang percaya ini, akan mengalami situasi terputus dari pasar. Terputus dari arus “supply” dan “demand”. Itulah situasi padang gurun, yang dimaksud kitab Wahyu. 

Pernahkah Saudara memikirkan dengan serius, keadaan orang-orang , yang tidak dapat membeli atau menjual sesuatu? Banyak orang tidak memikirkan keadaan itu, karena tidak pernah menyangka akan mengalami hari-hari itu. Banyak orang percaya, menganggap ringan keadaan itu. Tetapi sesungguhnya itu suatu situasi yang sangat serius. Pada masa itu banyak orang yang akan menggadaikan imannya, hanya karena makanan dan kebutuhan sehari-hari. 

Bayangkan apabila untuk membeli makanan untuk anak-anak, Saudara harus menerima tanda Antikris. Tanpa menerima tanda itu, Saudara akan melihat, anak-anak meratap lemas kelaparan. Untuk diri sendiri mungkin kita sanggup bertahan, bahkan mungkin sampai mati. Tetapi melihat orang-orang yang kita sayangi, dan harus kita lindungi menderita, kita akan menghadapi pilihan paling getir.

Keadaan tidak dapat membeli sesuatu adalah situasi yang serius. Itulah situasi “padang gurun” yang akan dihadapi gereja Tuhan.

Kedua Sayap Burung Nasar yang Besar

Jadi bagaimana orang-orang percaya dapat tetap hidup dan dipelihara seperti dikatakan Wah 12:14? Jawabannya adalah “kedua sayap burung nasar yang besar”. Yaitu kasih sayang Tuhan melalui penyingkapan-penyingkapan (revelations) yang terkandung dalam kedua kitab Perjanjian. Tuhan “mengijinkan kita untuk mengetahui apa yang bakal terjadi”, itulah “revelation”. Agar kita dapat mempersiapkan segala sesuatu menghadapi masa depan. Bahkan Tuhan membekali kita dengan kelimpahan dan memberi petunjuk-petunjuk yang sangat rinci untuk masa-masa itu.

Sayap secara rohani memiliki paling sedikit 3 arti. Yang pertama adalah kemampuan untuk melarikan diri (Maz 55:7-9, Yer 48:9), kedua perlindungan (Maz 57:2, 61:5) dan ketiga pengetahuan rahasia (“…which hath wings shall tell the matter” Eccl 10:20b KJV). Ketiganya memberi kepada kita pengertian yang relevan bahwa gereja Tuhan akan menerima penyingkapan bagaimana bertahan hidup pada situasi padang gurun itu. 

Kedua sayap burung nasar yang besar adalah “revelations”

Sayap membawa kita ke tempat lebih tinggi sehingga kita mendapat penglihatan (point of view) lebih jauh ke depan. Ketika kita berdiri di atas dataran yang tinggi atau gedung yang tinggi, kita dapat melihat jalan yang panjang sampai jauh. Begitulah penyingkapan atau revelation. Itulah kedua sayap rajawali yang besar yang diberikan kepada gereja-Nya.    

Dalam kitab Kejadian pasal 41 dikisahkan tentang Yusuf yang menyingkapkan mimpi Firaun yang merupakan “revelation” akan datangnya krisis 7 tahun kelaparan yang didahului 7 tahun kelimpahan. Dari “revelation” itulah Yusuf mendapat hikmat apa yang harus dilakukan menghadapi krisis itu. Yusuf kemudian mendapat mandat mengelola negeri itu.

Apa yang dilakukan Yusuf adalah membangun lumbung-lumbung. Lalu ia menyisihkan seperlima hasil panen di masa limpah, untuk disimpan bagi kebutuhan di masa kelaparan. Dan ketika masa kelaparan tiba, di mesir tetap terdapat makanan. Bahkan dikatakan banyak bangsa datang ke Mesir untuk mendapatkan gandum, sebab kelaparan itu terjadi di seluruh bumi (ayat 57).

Bagaimana dengan nasib orang-orang kudus di akhir zaman? Ada yang mengatakan: Tuhan akan pelihara kita, seolah-olah kita tidak usah melakukan sesuatu apapun. Ini adalah kesesatan mendasar.

Firman Tuhan tidak pernah mendidik kita hanya berdiam tanpa mengerjakan bagian kita. Bahkan Rasul Paulus dalam kitab Tesalonika, kitab yang penuh dengan pengajaran tentang akhir zaman, berkata dengan keras: “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” Dan bukankah Daniel 11:32 berkata: “…umat yang mengenal Allahnya, akan tetap kuat dan bertindak.” Bertindak apa? Mempersiapkan lumbung-lumbung untuk masa padang gurun.

Setiap nubuat atau wahyu turun kepada generasi yang akan menghadapi krisis. Kepada generasi Nuh yang menghadapi krisis “Banjir Besar”, ada wahyu. Maka Nuh mempersiapkan bahtera raksasa, dan mereka selamat.

Kepada generasi Lot dan Sodom Gomora yang akan menghadapi krisis “Api dan Belerang” ada malaikat yang memberitahukan wahyu Tuhan kepada Lot. Maka Lot keluar dari Sodom dan Lot selamat.

Kepada generasi Yusuf di Mesir yang menghadapi krisis “Kelaparan Besar”, ada wahyu yang disingkapkan melalui Yusuf. Maka Yusuf mempersiapkan lumbung-lumbungnya, dan merekapun selamat.

Kepada jemaat akhir zaman, di zaman Saudara dan saya, yang akan menghadapi krisis “Padang Gurun”, telah diberikan kitab Wahyu dan seluruh kitab-kitab nubuatan yang menyingkapkan akan terjadinya bencana kelaparan untuk orang percaya (Mat 24:7, Mar 13:8, Luk 21:11, Wah 6:8), apakah kita akan bertindak oleh karena wahyu ini?  

Ataukah kita akan berkata: Tidak perlu kita siapkan apapun, kita akan aman-aman saja. Orang yang tetap berkata demikian, apapun alasannya, sesungguhnya mengatakan bahwa kitab Wahyu dan seluruh penyingkapan-Nya tidak untuk dirinya. Ia tidak termasuk orang yang dituju oleh penyingkapan Allah.

Pemimpin-pemimpin yang juga berpendapat demikian, tidak berguna bagi jemaat akhir zaman. Orang-orang seperti ini akan “tinggal”. Seorang lain akan dibangkitkan oleh Tuhan untuk memimpin umat-Nya mempersiapkan diri. Karena pemimpin yang ceroboh akan mencelakakan orang-orang yang dipimpinnya.

Sedang Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir saja, tidak diijinkan masuk ke tanah perjanjian karena “sedikit” kecerobohan. Pada waktu bangsa Israel tinggal menyeberangi Yordan, Musa harus “tinggal”. Dan seorang Yoshua dipilih Tuhan menggantikan dia, memimpin umat memasuki tanah perjanjian Allah.

Moses-left-behind-lo

Musa harus “tinggal” dan tidak masuk ke tanah perjanjian

“Rencana Besar” Allah, tidak dapat dihalang-halangi oleh siapapun. Jadi para pemimpin jemaat tampillah untuk mempersiapkan umat-Nya ‘exodus’ dari ‘Mesir’ yaitu dunia yang sedang lenyap ini, jika Anda tidak siap, Anda akan ditinggal dan Tuhan akan membangkitkan seorang Yoshua untuk menggantikan Anda memimpin jemaat-Nya. 

Hari-hari ini orang-orang muda yang digerakkan oleh pewahyuan yang Alkitabiah akan bangkit. Yusuf-Yusuf akhir zaman harus memimpin gerakan membangun lumbung orang percaya: mempersiapkan persediaan kebutuhan makanan bagi jemaat pada waktunya.

“Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Luk 12:42-43)